Sabtu, 20 Mei 2017

CARA MEMBUAT ALAT MUSIK ANGKLUNG

CARA MEMBUAT ALAT MUSIK ANGKLUNG

1. Proses Pemilihan Bahan Bambu yang baik


Bambu adalah bahan baku dari Angklung. Dipilih berdasarkan usia yaitu minimal 4 tahun dan tidak lebih dari 6 tahun dan dipotong pada musim kemarau dari pukul 9 pagi sampai pukul 3 sore hari. Setelah memotong dasar dari pohon bambu, dengan ukuran kurang lebih 2-3 jengkaldari permukaan tanah, bambu harus disimpan selama sekitar 1 minggu, sehingga bambu benar2 tidak berisi air.

Setelah seminggu, bambu harus dipisahkan dari cabang-cabangnya. Dan dipotong menjadi berbagai ukuran tertentu. Kemudian, bambu harus disimpan selama sekitar satu tahun untuk mencegah dari gangguan hama. Beberapa prosedur adalah: dengan cara merendam bambu di genangan lumpur, kolam atau sungai, juga bisa dengan cara diasapi di perapian (diunun), dan prosedur modern: dengan menggunakan formula cairan kimia tertentu.


2. Bagian Bahan Bambu yang digunakan untuk membuat Angklung


Angklung terdiri dari 3 bagian:

Tabung Suara
Bagian terpenting dari suatu Angklung, adalah tabung suara yang menghasilkan intonasi. Proses setem dapat menghasilkan intonasi.

Kerangka
Kerangka tabung untuk tempat berdiri di.

Dasar
Berfungsi sebagai kerangka tabung suara.

3. Proses Penyeteman


Pembentukan tabung suara
Ini adalah proses membentuk bambu menjadi sebilah tabung suara.

Proses Penyeteman
Ini adalah proses meniup bagian bawah tabung angklung dan menyamakan suaranya ke alat tuner.

Proses utama dari penyeteman
Ini adalah proses penyeteman suara dengan meninggikan dan menurunkan nada dengan membunyikan nadanya. Dan ini juga merupakan proses meninggikan nada dengan memotong bagian atasnya sedikit, dan menurunkan nada dengan menyerut kedua sisi bilah tabung dengan pisau.


Cara menggunakan alat Tuner:

Untuk menggunakan tuner, kita harus memperhatikan baik dari lampu di sebelah kiri dan kanan dari panel, dan juga jarum penunjuk.

Sebagai contoh, jika Anda akan membuat sebuah nada “F”, anda harus menggoyangkan angklung sembari memperhatikan baik dari lampu yang akan menyala bersamaan, dan untuk jarum penunjuk yang akan menunjukkan angka “F”.


4. Tahap Akhir

Setelah masing-masing tabung suara memiliki nada, tabung harus diletakkan ke dalam rangka dan diikat dengan tali rotan.

5. Pemeliharaan

Menala / Men-stem Angklung

Apabila suara Angklung menjadi lebih tinggi, hendaknya daun Angklung (sisi A) diraut dengan pisau raut sedikit demi sedikit hingga mencapai suara yang dikehendaki.

Apabila suara Angklung menjadi lebih rendah, hendaknya ujung Angklung (sisi B) dipotong sedikit demi sedikit sehingga suaranya menjadi normal kembali.

Penyimpanan dan Pemeliharaan Angklung

Untuk dimaklumi bahwa Angklung terbuat dari bahan bambu, konstruksi atau kekuatannya tidak seperti bahan logam, sehingga perlu pemeliharaan dan penyimpanan yang baik. Angklung yang baik terbuat dari bahan bambu yang telah melewati proses quality control yang baik. Lama penyimpanan bambu sebelum diproses menjadi Angklung sedikitnya harus berumur satu tahun. Proses pengeringan bambu ini berfungsi agar Angklung yang dibuat menghasilkan suaranya tepat/nyaring dan tidak mudah terkena hama rayap. Usia Angklung apabila perawatannya baik dapat mencapai 10 tahun.

Berikut adalah langkah- langkah yang dapat dilakukan untuk memelihara instrument Angklung:

Begitu Angklung tiba di tempat yang baru, segeralah buka dan gantungkan pada tiang standard yang telah disediakan. Penyimpanan dalam kardus/tempat tertutup lebih dari 7 hari dapat mengakibatkan perubahan suara dan penjamuran pada bambu.

Penyimpanan Angklung sebaiknya dengan cara digantung, tidak ditumpuk.

Penyimpanan Angklung haruslah di tempat kering dan tidak lembab dengan temperatur berkisar 25 – 33 C.

Jangan simpan Angklung di tempat terbuka yang mendapatkan sinar matahari/hujan secara langsung.

Untuk memelihara Angklung dari penjamuran dan rayap, gunakan obat anti rayap dan jamur produksi SAU secara teratur 2 minggu sekali dengan proses penyemprotan.

Untuk menjaga kualitas suara lakukanlah penalaan/re-tuning Angklung secara berkala.

Bagi Angklung yang disimpan di daerah panas dengan suhu temperatur >30 C terkadang menyebabkan sedikit retak pada pangkal tabung. Hal ini tidak mengganggu suara, dan penanganannya cukup diberikan lem kayu.

sumber : tukangangklung.com

Cara Membuat Kursi Dari Bambu Moderen

Membuat furniture dari tanaman bambu. Kerajinan pembuatan tanaman bambu menjadi produk eksklusif dan berkualitas, membutuhkan proses yang baik. Proses produksi akan mempengaruhi produk yang dihasilkan, baik dari segi bentuk, ukuran dan motif yang harus dipenuhi, Kerajinan tangan dari barang bekas ketika konsumen meminta produk yang tidak biasa.

Tips Cara Membuat Kursi Bambu


A. Alat (pekakas).
Dalam bambu kerajinan memproduksi, alat yang digunakan sangat sederhana, karena dalam membuat kerajinan ini, apa yang dibutuhkan adalah keterampilan pembuatnya.
 1. gergaji kayu untuk memotong bambu menjadi potongan-potongan ukuran yang diinginkan,
 2. parang untuk memotong bambu dan membersihkan cabang di setiap segmen bambu,
 3. Hammer pukul / besi untuk menempatkan paku pada saat ikatan menggunakan tali rotan,
 4. Tang digunakan pada saat pesanan bambu yang mengikat dengan tali rotan,
 5. Cishel untuk merapikan bagian dalam batang setelah memotong dan membuat lubang untuk pembuatan engsel dan pasak,
 6. Bor kayu untuk membuat lubang. Penggunaan pengeboran ini (satu-satunya mesin tersedia) sehingga bambu tidak mudah     patah / retak pada saat membuat lubang,
 7. Meter untuk membuat pengukuran sebelum dipotong batang bambu,
 8. Cishel ukiran untuk membuat ukiran di belakang kursi dengan motif binatang, pemandangan atau bunga hiasan,
 9. Pisau raut untuk membersihkan kulit dari batang bambu yang telah dibuat sehingga ukiran motif ornamen ornamen atau     ukiran akan terlihat lebih nyata,
10. Brush digunakan saat finshing mebel bambu untuk memberikan lapisan pernis atau melamin pada setiap permukaan   furnitur.


B. Bahan Baku
Baku Bahan Persiapan. Untuk bahan baku sebenarnya semua jenis tanaman bambu bisa untuk membuat produk kerajinan, tetapi produksi gambar menggunakan tanaman bambu (Gigantochloa verticillata).
usia bambu dibudidayakan adalah 13 bulan, dengan pertimbangan bahwa tanaman bambu memiliki kehidupan produksi dan memiliki cukup lingkar untuk diolah menjadi produk kerajinan.
C. Pengolahan
Kemudian, setelah di atas terpenuhi, yang masih berisi air bambu harus dijaga. Untuk mengurangi kadar air harus dikeringkan terlebih dahulu, bisa menggunakan oven atau metode manual yang dikeringkan menggunakan sinar matahari sehingga kualitas produk menjadi lebih keras dan mampu bertahan lebih dari 10 tahun.
metode pengawetan masih alami, dan untuk menghasilkan kualitas yang sangat baik terutama bambu produk kerajinan diperlukan waktu yang cukup sekitar 3-6 bulan harus direndam dalam air untuk membuat kolam renang sendiri.
Setelah mengalami proses perendaman, angkat dan tempat bambu untuk sisa rendaman air selesai, dan pasti tempat yang akan terlindung dari matahari dan hujan dan ruangan tidak terlalu ketat sehingga udara bisa masuk sirkulasi.

Untuk produksi tingkat yang ditetapkan, perlu sekitar 6 batang bambu dan 12 batang model sudut untuk model Sofa. proses produksi bambu kerajinan yang pertama membuat bingkai (kursi / meja), proses adalah awal dalam menentukan perhitungan yang tepat dari ukuran dan membuat lubang yang cocok dan apakah atau tidak untuk menyatukan pesanan.
batang bambu diukur untuk setiap bagian dan dipotong menggunakan kayu gergaji. batang bambu dengan diameter terbesar (dalam hal ini bagian bawah bambu) digunakan untuk kaki kursi untuk bagian ini. Adapun batang bambu yang lebih kecil akan digunakan untuk membingkai atas, bawah, depan dan belakang kursi atau meja kaki terpisah.

Merakit bambu dimulai dengan memasuki kursi kaki bambu yang telah dilubangi. Aperture harus disesuaikan dengan ukuran batang bambu yang akan dimasukkan sehingga frame kursi tidak memasukkan bergoyang bambu di lubang yang telah dibuat harus berhati-hati untuk tidak melanggar dan furniture bingkai bambu dapat berdiri kokoh. Periksa sudut-sudut frame jika simetris atau tidak.
Setelah pesanan sehingga kemudian diikat dengan rotan. ukuran bambu kemudian membagi sekitar 2 cm digunakan untuk alas kursi dan meja serta sandaran. Biasanya untuk sisanya, ada bambu khusus yang memiliki hiasan bergambar untuk menambahkan aksesoris untuk menghindari monoton. Untuk proses finishing dilakukan dengan pengamplasan bambu, pengamplasan mencoba tidak terlalu ditekan, setelah kemudian dipernis atau menggunakan melamin. pengeringan lacquer atau melamin tidak langsung terkena sinar matahari yang cukup diangin-anginkan sampai kering.

Sumber : usapeoplegroups.com

Pembuatan Cobek Part 2


Proses Pembuatan Cobek Batu Alam Merapi Bagian Kedua (Modernisasi)


Melanjutkan tulisan dari bagian pertama dari proses pembuatan cobek batu alam (batu candi) dari Gunung Merapi yang membahas cara membikin cobek dengan proses tradisional, kali ini saya akan membahas secara singkat tentang bagaimana proses pembuatan cobek di Sewan, Sedayu, Muntilan yang saat sekarang kebanyakan dilakukan. Pembuatan cobek yang sudah meninggalkan cara tradisonal dengan hanya tatah dan cuplik, dan sudah menggunakan proses cukup modern yaitu dengan mesin bubut batu.
Tahapan dalam proses pembuatan Cobek batu dengan mesin modern sebernarnya hampir sama dengan cara tradisional, hanya saja karena melibatkan mesin bubut, dibutuhkan perlakukan tertentu sebelum cobek bisa dipasang di mesin bubut, serta perlakuan setelah dari mesin bubut.
Tahapan 1: Mempersiapkan Batu Alam
Pada tahap ini, batu alam atau yang sering juga disebut dengan batu candi dari Gunung Merapi dibelah dengan ukuran-ukuran tertentu sesuai dengan ukuran cobek yang diinginkan baik tinggi maupun diameternya. Tentu saja, batu yang dibelah ini mustilah mempunyai ukuran yang lebih panjang beberapa milimeter dibanding dengan hasil jadi yang diharapkan.

Karena prinsip pembelahan itu adalah lurus dan panjang, pada tahapan ini biasanya batu berbentuk kearah kotak-kotak. Terutama bentuk kotak (permukaan kubus) pada salah satu sisinya.

Tahapan 2: Batu Alam Diukur dan dibentuk kasar
Pada tahapan ini batu alam dengan ukuran tertentu yang berbentuk kotak dicuplik dan ditatah untuk memperoleh bentuk lingkaran di salah satu permukaannya. Kenapa diperlukan jangka? Kenapa berbentuk lingkaran? Itu karena pada umumnya Cobek memiliki bentuk lingkaran, dan mesin bubut hanya bisa membentuk bentuk lingkaran. Setelah ditatah selesai pada tahapan ini, bentuk dari cobek sudah mulai terlihat, walaupun hanya sebuah bongkahan batu kasar dengan cuplikan kasar diseluruh permukaannya.

Untuk bentuk dan ukuran cobek selain berbentuk lingkaran, semisal bentuk lonjong atau bentuk daun waru (cinta / love), bentuk segi empat, bentuk segi tiga, atau bentuk lainnya, diperlukan tahapan yang berbeda dengan tahapan ini. Bisanya semuanya dikerjakan secara manual dengan dibantuk cutter datar (mangkok) karena mesin bubut batu tidak bisa membuat bentuk-bentuk cobek seperti ini.
Tahap 3 (Utama): Pembubutan Cobek Batu
Tahap Ketiga ini merupakan tahap utama dari pembuatan cobek batu alam. Di tahap ini batu akan diletakkan dalam mesin bubut. Sebelum masuk ke mesin bubut, batu yang berbentuk cobek terlebih dulu dicari titik tengah di kedua sisinya dan kemudia dicuplik untuk mendapatkan coakan kecil ditengahnya. Coakan atau Lubang Kecil ini adalah tempat diletakkannya penjepit dari mesin bubut.

Setelah dijepit di mesin bubut, dan mesin dinyalakan, hal yang perlu dilakukan adalah membubut cobek kasar ini pada sisi luar dimana akan membentuk cobek dan juga sisi dalam berupa coakan ditempatkannya bumbu-bumbu dapur. Jika cobek yang dipesan merupakan cobek berornamen luar alami, maka hanya cobek bagian luar hanya bagian kecil yang ikut dibubut, selebihnya nanti cobek dibiarkan bagian luarnya secara kasar dan hanya dibagian bawah yang dibubut buat dudukan.

Untuk cobek yang umum dijual, bagian luar bisa dibentuk dalam dua jenis: Berkaki dan tidak berkaki. Kalau berkaki setelah dibubut dengan bentuk lingkaran melengkung, maka di bagian dasar disisakan sedikit buat dudukan kaki. Jika tidak ingin ada kaki, maka bagian ini dihilangkan.

Untuk tempat bumbunya, kedalaman dari coakan untuk tempat bumbu bisanya menyesuikan dengan ukurang dari batu itu sendiri. Biasanya tidak lebih dari 2-5 centimeter kedalamannya (tergantung ukuran dan pesanan). Karena kedalaman yang tidak begitu dalam ini, biasanya para pengguna cobek menamakan cobek jenis ini dengan sebutan COBEK DATAR.
Pada tahap pembubutan ini, karena mesin bubut membutuhkan pegangan, maka hasil dari pembubutan cobek ini di kedua ujung sisinya masih terdapat semacam sisa-sisa yang butuh proses lebih lanjut.
Tahap 4 (Akhir): Finishing

Cobek hasil pembubutan di kedua sisinya yang berupa sisa bubut masih perlu “dibuang”. Nah untuk membuang dari hasil bubutan ini, tatah, cuplik, dan cutter memegang peranan penting. Dengan tatah bagian ujung baik di dalam maupun sisi luar dibuang, lalu dihaluskan secara kasar dengan cuplik dan kemudian diperhalus lagi dengan menggunakan cutter datar. Pada proses akhir / finishing ini, cobek sudah memperlihatkan bentuk akhirnya.

Setelah dibuang dan dihaluskan kedua sisinya, yang diperlukan lagi hanyalah mencuci cobek dengan air bersih. Kotoran dan debu hasil bubutan perlu disingkirkan. Diperlukan semacam sikat atau kuas untuk membuat debu dan kotoran yang masih menempel menjadi hilang. Setelah itu Cobek siap dipasarkan

sumber : munth.com

Pembuatan Cobek

Cara Pembuatan Cobek Batu Alam (Andesit Merapi) Dusun Sewan (Bagian Pertama)


     Dalam sejarahnya, proses pembuatan cobek batu alam dari Batu Andesit Gunung Merapi yang betempat di Dusun Sewan mengalami beberapa perubahan terkait dengan perkembangan teknology dan pengetahuan para pengrajin batu itu sendiri. Cobek yang biasanya berbentuk bulat dan kemudian ada cekungan seperti piring sebagai alas dan tempat bumbu dihaluskan dengan ulekan atau munthu, dibentuk tidak langsung dari batu besar trus langsung jadi Cobek, ada beberapa tahapan yang musti dilewati. Saya akan membaginya menjadi 2 buah cara: Cara Tradisional Murni (cara lama) dan Cara yang agak Modern (cara baru).


Pembuatan Cobek Batu Alam Cara Traditional

     Pada tahun sebelum tahun 1990an, seluruh proses pembuatan Cobek / Cowet dari Batu Alam Gunung Merapi dilakukan hanya dengan menggunakan alat-alat pahat sederhana. Seluruh proses pembuatan Cobek dilakukan hanya dengan tenaga manusia, dalam hal ini tenaga tangan dengan palunya.

     Belah dan Potong: Bahan Baku Batu Andesit / Batu Alam Merapi pertama-tama dibelah menjadi ukuran-ukuran yang cukup untuk ukuran cobek tertentu. Biasanya ukuran tingginya sekitar 10 -15 centimeter sedang ukuran luasnya mengikuti dari bahan baku batu itu sendiri. Standardnya setiap batu besar dijadikan ukuran antara 20 – 30 centimeter, karena kebanyakan yang laris diukuran ini. Kalau hasil pembelahan tidak begitu bagus, dan masih menyisakan batu dalam bentuk yang gak rata, bisanya batu dicuplik (pake besi tempa dengan ujung kecil dan panjang) terlebih dahulu sehingga batu lumayan memilik “bentuk”.

     Ditatah, dan diukur: Dengan menggunakan tatah (besi tempat bebentuk pipih lebar ujungnya), satu muka dari batu dihaluskan secara kasar sehingga satu muka (luas) lumayan jadi datar. Biasanya ini juga masih dibantuk dengan cuplik, supaya penatahan lebih mudah. Setelah dirasa cukup datar, batu diukur dan diblat dengan jangka (membikin lingkaran) dengan ukuran tertentu, dan kemudian dibentuk menjadi bulat menggunakan tatah. Dan tentunya bulat dari batu ini masih kasar.

     Pembuatan Cekungan Cobek: Bagian yang datar (luas) dihaluskan pinggir-pinggirnya kembali dengan tatah (lebih halus dari sebelumnya), kemudian dengan jangka, dibuat lingkaran dalam, lalu bagian dalam yang tidak lebih dari lingkaran dicuplik untuk dibuat semacam cekungan. Setelah proses cekungan terbentuk, lalu dihaluskan dengan tatah. Nah, Bentuk Cobek sudah keliatan, namun bagian luar belum terbentuk

     Penghalusan bagian luar: Karena bagian dalam sudah terbentuk dan sudah dihaluskan dengan tatah, maka yang tersisa adalah bagian luar yang masih kasar, Sama dengan bagian dalam, bagian luar ini dicuplik dan kemudian dihaluskan dengan tatah sampai terbentuk cobek yang sesungguhnya.


Biasanya cobek / cowet yang dikerjakan dengan cara manual dan murni traditional ini, masih diperlukan digosok dengan batu gosok agar hasil tatahan lebih halus. Seringkali juga bentuknya tidak terdapat kaki-kaki karena secara manual dan traditional membuat kaki-kaki akan lebih lama prosesnya dan lebih sulit.

      Sekarang ini sudah tidak ada lagi pengrajin yang bertempat di Dusun Sewan, Sedayu, Muntilan, Magelang, yang membuat cobek /cowet batu alam dengan cara traditional ini. Selain karena prosesnya yang lebih rumit, juga karena waktu yang dibutuhkan lebih lama. Sedang harga cobek tidak mengalami peningkatan / kenaikan. Dalam arti lain, rugilah mengerjakan dan membuat cobek dengan cara Traditional semacam ini.


Nah, untuk saat ini, proses pembuatan Cobek batu sudah dibantu dengan alat-alat yang lebih modern, terutama mesin bubut batu..


Sumber : munthu.com

Kerajinan dari Bahan Keras yang Harus Kamu Ketahui

Kerajinan dari barang keras sering kita jumpai dalam aktivitas sehari-hari, mulai dari kerajinan yang kecil sampai yang besar. Kamu bisa mengubah benda-benda seperti biji-bijian, kayu, besi bekas menjadi barang yang memiliki nilai seni bahkan memiliki jual tinggi.
Tentu itu diperlukan sebuah kreatifitas serta inovasi dari kamu. Kerajinan bahan keras bisa di definisikan sebagai kerajinan yang pada proses pembuatannya menggunakan bahan yang bersifat keras. Berdasarkan sifat bahannya karya kerajinan dapat di bagi menjadi tiga jenis yaitu kerajinan bahan keras, kerajinan tangan bahan lunak, dan kerajinan tangan bahan semi keras.
Untuk kali ini kita hanya akan mengulas tentang beberapa contoh kerajinan bahan keras. Biasanya kerajinan bahan keras terbuat dari bahan-bahan seperti logam, kerajinan bahan kayu, kerajinan bahan bambu, kerajinan bahan batu dan masih banyak lagi yang lainnya.

Contoh Kerajinan dari bahan keras

Contoh Kerajinan Bahan Keras
Sumber Gambar : seputarukm.com
Untuk memudahkan kita dalam memahami kerajinan dari bahan keras mari kita bagi menjadi 2 bagian yaitu kerajinan dari bahan keras yang bersifat alami artinya bahan-bahan yang digunakan menggunakan bahan dari alam. Sedangkan yang satunya kerajinan dari bahan keras buatan yaitu kerajinan yang bahan utamanya menggunakan bahan buatan manusia.
artikel terkait : Kerajinan dari barang bekas

Kerajinan Bahan Keras Alami

Kerajinan dari Bahan Keras
Sumber Gambar : jatengpromo.com
Di sekitar kita banyak sekali tersedia bahan yang disediakan oleh alam dan bisa kita olah menjadi kerajinan tangan yang indah. berikut ini beberapa bahan kerajinan bahan keras yang telah tersedia di alam sekitar.

1. Kerajinan kayu

Kerajinan dari Kayu
Sumber Gambar : kreasijepara.blogdetik.com
Hutan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia menjadi keuntungan tersendiri bagi para pengrajin. Bahan sekali karya yang dihasilkan dari bahan ini, yang paling banyak yang diminati orang adalah ukiran. Seni ukir setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas masing-masing, biasanya bahan yang digunakan untuk ukiran berasal dari kayu jati, mahoni, waru dll.

2. Kerajinan Bahan Keras dari Bambu

Kerajinan Tangan dari Bambu
Sumber Gambar : peluangusahakulinerterbaru.com
Saat ini banyak sekali kerajinan tangan yang terbuat dari bambu. Kerajinan ini memiliki beraneka ragam jenis dengan tampilan menarik dan artistik. Salah satu bentuk kerajinan tangan dari bambu yang diakui oleh dunia adalah kerajinan ayaman.
Keahlian masyarakat Indonesia dalam membuat kerajinan ayaman sudah tidak diragukan lagi, berbagai motif dan bentuk menarik telah memikat masyarakat dari mancanegara.

3. Kerajinan Bahan Keras dari Rotan

Kerajinan dari Bahan Keras Rotan
Sumber Gambar : zarnellyzulkifli.wordpress.com
Sifat dari tanaman rotan yang lentur dan kuat menjadikannya tumbuhan ini mudah untuk dibuat berbagai kerajinan tangan. Contoh hasil kerajinan dari bahan rotan seperti meja, kursi, lemari, tempat makan, dan masih banyak lagi yang lainnya.

4. Kerajinan Tangan Bahan Keras dari Batu

Kerajinan Tangan dari Batu
Sumber Gambar : indonetwork.co.id
Banyak sekali kerajinan tangan di Indonesia yang terbuat dari batu. Teknik yang digunakan untuk membuat kerajinan pada batu menggunakan teknik pahat serta teknik ukir. Hasil kerajinan tangan dari batu seperti batu hias, asesoris, serta berbagai hiasan luar ruangan yang memiliki nilai seni yang tinggi.

Kerajinan Bahan Keras Buatan

Contoh Kerajinan Bahan Keras dari Logam
Sumber Gambar : indonesia.travel
Bahan utama dari kerajinan ini adalah bahan-bahan alam yang telah mengalami pengolahan oleh manusia. Faktor manfaat yang mendasari manusia untuk mengolah bahan ini. Beberapa contoh bahan keras buatan seperti logam, kaca dan lain sebagainya.

1. Kerajinan Bahan Keras dari Logam

Kerajinan Bahan Keras dari Logam
Sumber Gambar : djoglomoeljo.com
Bahan logam biasanya di dapat dari hasil tambang seperti besi, emas, perak dan lain-lain. Untuk membuat kerajinan dari bahan logam biasanya menggunakan tehnik cor, ukir, tempa. Yaitu teknik dengan melelehkan kembali logam tadi sehingga menjadi cair lalu dicetak sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Saat ini banyak sekali kerajinan dari bahan logam yang dijadikan perhiasan yang memiliki nilai tinggi seperti gelas, kap lampu, kalung dan cincin emas bahkan logam juga dijadikan simbol kejuaraan.

2. Kerajinan Bahan Keras dari Kaca Serat atau Fiberglass

Kerajinan Bahan Keras dari Serat Kaca
Sumber Gambar : ririsaspizaeni.blogspot.com
Kaca serat adalah kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis. Serat tersebut kemudian dipintal menjadi benang atau bisa juga ditenum menjadi kain. Benang dan kain tersebut bisa juga diresapi dengan resin, sehingga membuat bahan tersebut menjadi kuat dan tahan korosi.
Membuat kerajinan fiberglass membutuhkan beberapa campuran dalam proses pembuatannya. Campuran tersebut terdiri dari dari cairan resin, katalis, met, polish, serta talnk untuk membuat warna.

Tahapan Dalam Membuat Kerajinan Bahan Keras

Ada beberapa tahapan-tahapan penting yang perlu diperhatikan untuk membuat kerajinan ini agar mendapatkan hasil kerajinan yang memiliki kualitas tinggi. Berikut ini beberapa tahapan-tahapan dalam membuat kerajinan bahan keras.

Membuat Rancangan

Membuat rancangan adalah hal yang harus kamu lakukan ketika sudah menemukan ide suatu kerajinan yang akan kamu buat. Kamu bisa menggambar rancangan kamu pada satu kertas atau bisa juga membuatnya menggunakan software pada komputer. Hasil dari rancangan yang kamu buat akan sangat berpengaruh terhadap hasil akhir kerajinan yang kamu bikin.

Siapkan Alat serta Bahan yang Akan Digunakan

Langkah selanjutnya setelah membuat sebuah rancangan adalah menyiapkan semua peralatan serta bahan yang akan digunakan. Dengan menyiapkan alat serta bahan akan memudahkan kita dalam membuat kerajinan tangan ini. Hal ini diperlukan agar ketika dalam proses pengerjaan tidak ada lagi kekurangan bahan atau tidak tersedianya alat bantu, hal ini kan menghambat proses pekerjaan kamu.

Proses Pengerjaan Kerajinan Bahan Keras

Setelah semua bahan dan alat tersedia saatnya untuk memulai pekerjaan Anda. Lakukanlah pengerjaan kerajinan ini langkah demi langkah sesuai dengan rancangan yang telah kamu buat di awal. Jangan terburu-buru dan mengabaikan proses yang memerlukan pengerjaan yang mendetail. Dengan begitu kamu akan menyelesaikan pekerjaan kamu dengan lebih cepat dan efisien.

Finishing Kerajinan yang Kamu Buat

Setiap kerajinan yang dibuat pasti memerlukan sentuhan akhir untuk menyempurnakan kerajinan yang kamu buat. Pada tahap akhir ini kamu bisa merapikan atau memberi hiasan untuk memberikan nilai tambah atau kualitas dari kerajinan dari bahan keras yang kamu buat.
sumber : sarungpreneur.com